EXCELSIOR




Gladikarya merupakan salah satu bagian yang terdapat dalam kurikulum pembelajaran Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Gladikarya merupakan suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa Agribisnis untuk hidup di tengah masyarakat di luar kampus, dan secara langsung bersama-sama masyarakat mengidentifikasi, menganalisa, serta menangani masalah-masalah pembangunan agribisnis yang dihadapi.

Pada tahun ini, Gladikarya dilaksanakan di 22 desa yang terdapat dalam 6 kecamatan di 2 kabupaten yang terdapat di Jawa Barat, yaitu Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur. Saya dan keempat teman saya yang lain ditempatkan di Desa Gekbrong Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur. Kami diberikan waktu selama 7 minggu yang dimulai sejak 25 Juni 2012 untuk mengidentifikasi masalah terkait agribisnis, menyusun program, melaksanakan program, hingga evaluasi program.

Selama satu minggu kami mencoba mengidentifikasi potensi dan permasalahan yang ada. Berdasarkan data pada tahun 2010, dari 1973 kepala keluarga (KK) yang ada, 81% diantaranya bermatapencaharian sebagai petani, namun sebanyak 63% hanya sebagai buruh tani. Dari total lahan di Desa Gekbrong seluas 134,3 hektar, 75 hektar digunakan sebagai ladang untuk menanam berbagai macam tanaman hortikultura. Berdasarkan pengamatan kami, potensi utama tanaman hortikultura di desa ini adalah tomat.



Untuk mengetahui permasalahan yang ada, kami turun langsung ke lapang, berdiskusi dengan para petani yang ada, serta konsultasi kepada penyuluh dan perangkat desa yang ada. Kami menyimpulkan masalah utama yang ada di desa ini adalah permasalahan pada kelembagaan atau kelompok tani yang ada disana. Kelompok tani sudah terbentuk, namun fungsi kelompok tani belum bisa dirasakan secara optimal oleh petani-petani di desa ini, dikarenakan pengurus yang kurang aktif dan kurangnya keinginan petani untuk bergabung ke dalam kelompok tani.




Berdasarkan identifikasi yang telah kami lakukan, kami menyusun tiga program yang diharapkan bisa sedikit membantu menyelesaikan permasalahan yang ada. Kami menyadari bahwa kami disini tidak memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan, sehingga inti utama dari program yang kami laksanakan adalah menempatkan kami sebagai fasilitator. Oleh karena itu, dalam ketiga program yang kami laksanakan, kami selalu mengundang Kepala Desa sebagai pengambil kebijakan tertinggi di desa ini.

Program pertama yang kami laksanakan adalah program Bincang-bincang Agribisnis. Program ini bertujuan untuk memberikan motivasi kepada petani agar mau berperan aktif dalam kelompok tani. Menghadirkan kepala desa, kepala Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Gekbrong, dan pendiri koperasi yang berada di sebelah desa Gekbrong. Konsep acara berupa dialog interaktif sehingga ada informasi yang diberikan petani terkait masalah yang mereka hadapi, dan ada solusi dari pihak desa maupun penyuluh pertanian.



Program kedua adalah Benah Kelompok Tani. Dari lima kelompok tani yang ada di desa ini, kami hanya fokus pada satu kelompok tani karena adanya keterbatasan waktu pelaksanaan program. Kami memilih Kelompok Tani Gede Harepan yang berada di Kampung Tabrik Desa Gekbrong karena adanya beberapa alasan yang salah satunya adalah adanya keinginan yang kuat dari salah satu petani disana yang mengharapkan kelompok tani ini bisa berjalan kembali. Hasil dari kegiatan ini adalah terbentuknya kepengurusan baru dan pemberian kelengkapan administrasi kelompok tani oleh pihak mahasiswa.




Program terakhir yang kami laksanakan adalah Fasilitator Pertemuan Kelompok Tani Gede Harepan dengan Pengurus Desa dan Penyuluh Pertanian. Hal ini dilakukan karena sebelumnya komunikasi antara kelompok tani dengan pengurus desa dan penyuluh pertanian tidak berjalan dengan baik. Dari program ini, pengurus desa dapat mengetahui kondisi yang dialami warganya, penyuluh pertanian dapat mengetahui permasalahan pertanian yang dihadapi petani, dan petani mengetahui salah satu jalur pemasaran yang diberikan oleh penyuluh pertanian.



Tujuh minggu yang saat awal pelaksanaan dibayangkan terasa lama, ternyata tidak begitu terasa dan kami pun harus bersiap pergi meninggalkan desa ini. Banyak pelajaran yang kami dapatkan dan tidak bisa diperoleh ketika kita hanya duduk di dalam ruang kelas. Arti sebuah perjuangan untuk hidup, dan semangat yang ditunjukkan petani disini cukup membuat kami sadar pentingnya bersyukur atas semua yang telah kami dapatkan.










Categories: ,

Leave a Reply