EXCELSIOR

Banyak yang bilang kalau hidup itu pilihan. Pada dasarnya memang benar, setiap hal yang dilakukan manusia, sadar atau tidak, adalah sebuah proses pengambilan keputusan. Berjalan dengan kaki kanan atau kiri terlebih dahulu, mendengar alarm lalu bangun atau melanjutkan tidur, menentukan posisi untuk duduk di suatu barisan kursi, semuanya adalah pilihan. Namun terkadang banyak orang yang menganggap itu hal biasa, karena memang hampir setiap hari kita menentukan pilihan untuk hal-hal tersebut.

Hal yang berbeda terjadi jika seseorang dihadapkan pada pilihan yang tidak terjadi setiap hari, bahkan mungkin hanya terjadi satu kali seumur hidup. Hal tersebut terjadi karena keputusan yang diambil saat itu akan menentukan kejadian atau akan mempengaruhi keputusan-keputusan di masa yang akan datang. Contoh mudah ketika seseorang akan memutuskan memilih sebuah rumah. Banyak pertimbangan yang muncul karena memilih suatu rumah akan membuat seseorang memilih menggunakan kendaraan yang akan digunakan untuk pergi bekerja atau beraktivitas. Memilih dekorasi yang akan diterapkan pada rumah tersebut. Atau yang paling sederhana memutuskan berapa lama akan tinggal di rumah tersebut.

Ya, tidak mudah menentukan pilihan yang akan berpengaruh pada pilihan-pilihan lainnya di masa yang akan datang. Terlebih jika harus menentukan pilihan yang tidak hanya berpengaruh pada diri sendiri, tetapi juga pada orang lain. Beban tambahan akan muncul karena hal yang kita pilih bisa membuat orang-orang di sekitar kita bangga, atau justru membuat kita menyesal. Bahkan kadang ada hal-hal yang harus dikorbankan sebagai pijakan kita dalam menentukan pilihan. Tentu saja butuh pengorbanan yang tidak kecil jika kita dihadapkan pada pilihan yang dapat memberikan hasil yang besar.

Tapi jika kita berpikir kembali, mengingat kembali tujuan kita hidup di dunia, kita tidak mempunyai pilihan tujuan hidup lain selain beribadah kepada-Nya. Jadi sebisa mungkin, dasarkan pilihan-pilihan kita dengan tujuan untuk beribadah kepada-Nya. Karena sebaik apapun pilihan kita, hanya Dia yang berhak menentukan seberapa jodoh kita dengan pilihan-pilihan kita.
Jalani, nikmati, syukuri.
Read More …

Banyak hal yang bisa dibahas ketika seseorang menyebutkan tentang harapan. Secara umum, harapan adalah suatu kejadian yang diinginkan untuk terjadi di masa yang akan datang. Harapan bisa menjadi kekuatan tambahan bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Pernah ada suatu cerita yang menjelaskan sebuah penelitian yang melibatkan dua ekor tikus. Salah satu tikus dimasukkan dalam kotak yang tertutup rapat tanpa sedikitpun cahaya matahari, seekor tikus lainnya pun dimasukkan dalam kotak tertutup rapat namun diberikan sedikit lubang agar cahaya bisa masuk, selebihnya tidak ada perlakuan yang berbeda antar kedua tikus tersebut. Setelah beberapa waktu, tikus yang terkurung dalam kotak yang terdapat sedikit cahaya mampu bertahan hidup lebih lama dibandingkan tikus yang terkurung tanpa cahaya. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya cahaya membuat harapan hidup tikus tersebut menjadi lebih besar.

Harapan yang baik adalah harapan yang dapat dikendalikan. Akan menjadi hal yang sia-sia ketika seseorang telah membuat harapan tetapi tidak disertai dengan kemampuan atau usaha yang sesuai. Seperti banyak orang mengatakan bahwa kita harus menjadi sosok yang optimistis asalkan tetap realistis. Kita boleh yakin bahwa kita bisa menjadi orang yang pintar, tetapi kita harus tetap sadar bahwa salah satu hal yang bisa membuat pintar adalah belajar, karena kepintaran tidak datang begitu saja.

Seseorang boleh berharap apa saja, tidak ada aturan yang melarang seseorang untuk berharap sesuatu. Namun terkadang seseorang membuat harapan yang justru membuat dirinya 'jatuh'. Salah satunya adalah berharap kepada manusia. Ketika kita berharap pada manusia, secara tidak sadar kita seperti melakukan sebuah perjudian yang mempunyai dua kemungkinan, yaitu senang atau sedih. Suatu saat, harapan tersebut bisa memberikan suatu kebahagiaan, tapi di saat lainnya bisa saja harapan tersebut membuat seseorang masuk dan jatuh ke suatu dunia yang bernama kesedihan.

Ketika peluang memperoleh rasa senang datang, seseorang tidak akan terlalu merasakan efek dari berharap kepada manusia. Tetapi sebaliknya, ketika suatu harapan kepada manusia menghasilkan kesedihan, efeknya akan sangat terasa. Bahkan tidak hanya terjadi pada saat itu, bisa terus terjadi hingga ke waktu-waktu selanjutnya sampai orang tersebut sadar bahwa dia telah melakukan kesalahan karena berharap pada manusia. Seperti orang yang menaiki roller coaster, rasa senang datang ketika roller coaster beranjak naik dan kita bisa menikmati keadaan sekitar dari lokasi yang semakin tinggi, namun situasi berubah menjadi tegang ketika roller coaster memasuki lintasan menurun, berbelok, bahkan memutar, sampai ketegangan itu hilang ketika roller coaster telah berhenti.

Lalu pada siapa kita berharap?

Sebelum saya menjawab, pasti sudah ada suatu jawaban yang terbayang dalam pikiran siapapun yang membaca.

Ya, berharap pada Allah adalah suatu jawaban yang paling tepat.

Tetapi jangan berharap akan mendapatkan sesuatu yang besar jika kita tidak pernah melakukan usaha yang besar. Seseorang yang memancing di selokan yang kecil tidak akan pernah mendapatkan bahkan melihat seekor paus yang besar. Butuh keberanian besar, kapal yang besar, serta kemampuan yang baik untuk bisa mendapatkan ikan yang besar di lautan.

Jadi, kita boleh berharap setelah kita berani bertindak. Tanpa tindakan, harapan hanya akan menjadi mimpi yang hilang tersapu mentari pagi.
Read More …

1 Oktober 2013 akhirnya datang. Suatu waktu yang diawali oleh sebuah tes di minggu pertama bulan September. Ya, tes untuk menempati suatu posisi dalam sebuah pekerjaan. Setelah melewati beberapa ujian akhirnya sampai pada penentuan tanggal 1 Oktober 2013 sebagai hari penandatanganan kontrak kerja sekaligus hari pertama untuk bekerja.

Butuh beberapa waktu dan pertimbangan sebelum akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran pekerjaan ini. Kesempatan yang masih terbuka untuk bekerja di tempat lain menjadi salah satu pertimbanngan yang cukup berat untuk ditinggalkan. Alasan lainnya adalah adanya masalah yang cukup serius yang sedang dihadapi perusahaan yang memang terjadi akibat beberapa oknum tertentu. Masalah yang tidak hanya mencakup perusahaan, tetapi juga masyarakat dan juga negara.

Tapi keputusan harus tetap diambil. Sampai kapanpun, setiap keputusan tidak akan pernah lepas dari adanya suatu risiko. Saat ini hanya bisa yakin pada keputusan-Nya yang telah memberikan kesempatan ini, jalani dengan sebaik mungkin, jujur, disiplin, baik, dan benar juga menjadi nasihat dari seseorang yang terus berusaha meyakinkan agar suatu saat nanti tidak terjebak dengan segala keburukan yang mungkin akan terjadi di dunia kerja.


1 Oktober 2013. Tetap berharap pada-Nya agar hari ini menjadi sebuah awal yang baik.
Read More …